Sabtu, 28 Mei 2011

madihin

BAB I
PENDAHULUAN
Tajuddin Noor Ganie (2006) mendifinisikan madihin dengan rumusan sebagai berikut: puisi rakyat bertipe hiburan yang dilaksanakan atau dituliskan dalam Bahasa Banjar dengan bentuk fisik dan bentuk mental tertentu sesuai dengan konvensi yang berlaku secara khusus dalam khasanah folklor Banjar di Kalsel.
Masih menurut Ganie (2006), Madihin merupakan pengembangan lebih lanjut dari pantun berkait. Setiap barisnya dibentuk dengan jumlah kata minimal 4 buah. Jumlah baris dalam satu baitnya minimal 4 baris. Pola formulaik persajakannya merujuk kepada pola sajak akhir vertikal a/a/a/a, a/b/a/b. Semua baris dalam setiap baitnya berstatus isi (tidak ada yang berstatus sampiran sebagaimana halnya dalam pantun Banjar) dan semua baitnya saling berkaitan secara tematis.
Madihin merupakan genre/jenis puisi rakyat anonim berbahasa Banjar yang bertipe hiburan. Madihin dituturkan di depan publik dengan cara dihapalkan (tidak boleh membaca teks) oleh 1 orang, 2 orang, atau 4 orang seniman Madihin (bahasa Banjar Pamadihinan). Anggraini Antemas (dalam majalah Warnasari Jakarta, 1981) memperkirakan tradisi penuturan madihin (bahasa Banjar : Bamadihinan) sudah ada sejak masuknya agama Islam ke wilayah Kerajaan Banjar pada Tahun 1526.
Madihin dituturkan sebagai hiburan rakyat untuk memeriahkan malam hiburan rakyat (bahasa Banjar Bakarasmin) yang digelar dalam rangka memperingati hari-hari besar kenegaraan, kedaerahan, keagamaan, kampanye partai politik, khitanan, menghibur tamu agung, menyembut kelahiran anak, pasar malam, penyuluhan, perkawinan, pesta adat, pesta panen, saprah amal, upacara tolak bala, dan upacara adat membayar hajat (kaul atau nazar).

BAB II
PEMBAHASAN

A. 1. Pengertian Madihin
Madihin berasal dari kata “madah” (pujian) atau dalam bahasa Banjar “Papadahan” (nasihat) yang dipengaruhi oleh syair-syair sastra dengan cara akhiran yang sama. Dalam menyampaikan syair-syair madihin, senimannya sambil menabuh terbang (sejenis alat rebana) sebagai musik penggiring, seperti gendang musik Melayu dari tanah Malaka.
Madihin adalah salah satu kesenian banjar yang memanfaatkan syair dan pantun dengan alat terbang sebagai penggiringnya. Seiring dengan maraknya muatan lokal diajarkan kepada siswa sejak sekolah dasar hingga sekolah lanjutan, memberikan dampak bagi pemasukan bahan ajar berupa pantun madihin ke dalam kurikulumnya. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan dan memasyarakatkan pantun madihin tersebut.
Seni madihin tidak terlepas kaitannya dengan seni syair. Baik isi maupun kata-katanya ditinjau dari struktur seni madihin itu sendiri, yaitu terdiri atas 4 baris dan bersajak sama. Sejak dari memasang tabi, menyempaikan isi sampai dengan penutup terjalin satu kesatuan cerita yang unik.
Seni madihin termasuk salah satu puisi lama dalam kesusastraan Banjar. Tumbuhnya kesenian madihin bersama-sama dengan pantun, syair, lambut, mamanda, dan lain-lain. Madihin merupakan hiburan bagi seluruh masyarakat, baik kaum bawah, menengah, maupun kaum atas. Sedangkan yang biasa kita saksikan di TVRI Banjarmasin adalah madihin yang dibawakan oleh John Tralala dan anaknya Hendra Hadiwijaya. Madihin yang mereka tampilkan memberi kesan lucu/jenaka yang membuat penonton bangkit semangatnya, bahagia dan antusias dalam mengikuti jalannya pertunjukan. Meskipun mengandung aspek humor akan tetapi dalam bit tetap mengandung nilai-nilai universal, seperti pantun kepada orang tua, pacar, dan lain-lain. Madihin merupakan puisi rakyat banjar. Madihin merupakan salah satu hasil kebudayaan Banjar yang perlu dilestarikan karena setiap ada keramaian terutama pada peringatan hari – hari besar, madihin seringkali ditampilkan. Demikian pula ketika upacara perkawinan baru dilangsungkan. Malam hari setelah harinya pengantin bersanding, terdengarlah bunyi pukulan terbang yang diiringi dengan irama lagu. Dengan demikian madihin berfungsi sebagai hiburan masyarakat.
2. Riwayat Lahirnya Madihin Hingga Sekarang
Memasuki abad ke-19 pada waktu itu Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari pulang ke Banua Banjar dari Tanah Suci. Sejak saat itu pula telah berkembang seni madihin bernafaskan nilai-nilai agama Islam.
Seni madihin maupun mamanda berkembang di Rantau (Tapin). Seni madihin terus berkembang ke seluruh Benua Lima dan berlanjut ke daerah-daerah Banjar Kuala khususnya Banjarmasin.
Kesenian Madihin diperkirakan mulai tumbuh dan berkembang setelah masuknya Islam ke Kalimantan Selatan, dan mulai di Tawia kecamatan Angkinang kabupaten Hulu Sungai Selatan, dengan tokoh pamadihinan kampung Tawia ini adalah “Dulah Nyanyang”. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa Madihin berasal dari kabupaten Tapin, serta berasal dari kbupaten Tapin, serta berasal dari kecamatan Paringin, Kabupaten Hulu sungai Utara.
B. Pementasan Madihin
Seni madihin ini biasanya disajikan pada arena terbuka dengan panggung sederhana terbuat dari bambu dengan hiasan daun enau muda dengan perlengkapan dua buah meja, empat buah kursi karena biasanya tampil empat orang seniman dua laki-laki dan dua perempuan secara berpasangan.
Sebelum menyajikan seni madihin, biasanya seniman membacakan berbagai mantra, maksudnya agar tidak diganggu makhluk halus serta kekuatan lain yang bisa mengganggu konsentrasi pada waktu tampil serta membakar kemenyan (parafin). Para pamadihin biasanya memukul terbang sebagai salam pembuka, seraya mengucapkan selamat datang dan ucapan minta maaf bila dalam penyampaian madihin nanti ada kesalahan. Kemudian baru pamadihinan menyampaikan syair-syair berupa pantun, baik yang bernada nasihat, bercerita bahkan tidak sedikit syair yang bernada humor serta ada juga syair sedikit berbau purno.
Seni ini bisa disajikan pamadihinan berdasarkan pesanan orang yang mengadakan acara perkawinan, sunatan, panenan, atau acara kenduri lainnya.
Kesenian madihin umumnya digelarkan pada malam hari, lama pergelaran biasanya lebih kurang 1 samapai 2 jam sesuai permintaan penyelenggara. Dahulu pementasannya banyak dilakukan di lapangan terbuka agar menampung penonton banyak, sekarang madihin lebih sering digelarkan di dalam gedung tertutup.
Madihin bisa dibawakan oleh 2 sampai 4 pemain, apabila yang bermain banyak maka mereka seolah-olah bertanding adu kehebatan syair, saling bertanya jawab, saling sindir, dan saling kalah mengalahkan melalui syair yang mereka ciptakan. Duel ini disebut baadu kaharatan (adu kehebatan), kelompok atau pamadihinan yang terlambat atau yang tidak bisa membalas syair dari lawannya akan dinyatakan kalah. Jika dimainkan hanya satu orang maka pamadihinan tersebut harus bisa mengatur rampak gendang dan suara yang akan ditampilkan untuk memberikan efek dinamis dalam penyampaian syair. Pamadihinan secara tunggal seperti seorang orator, ia harus pandai menrik perhatian penonton dengan humor segar serta pukulan terbang yang memukau dengan irama yang cantik.
Dalam pergelaran Madihin ada sebuah struktur yang sudah baku, yaitu:
1. pembukaan, dengan melagukan sampiran sebuah pantun yang diawali pukulan terbang disebut pukulan pembuka. Sampiran pantun ini biasanya memberikan informasi awal tentang tema madihin yang akan dibawakan nantinya.
2. Memasang tabi, yakni membawakan syair atau pantun yang isinya menghormati penonton, memberikan pengantar, ucapan terima kasih dan memohon maaf apabila ada kekeliruan dalam pergelaran nantinya.
3. Menyampaikan isi (manguran), menyampaikan syair-syair yang isinya selaras dengan tema pergelaran atau sesuai yang diminta tuan rumah, sebelumnya disampaikan dulu sampiran pembukaan syair (Mamacah bunga).
4. Penutup, menyimpulkan apa maksud syair sambil menghormati penonton memohon pamit ditutup dengan pantun penutup.
Saat ini pamadihin yang terkenal di Kalimantan Selatan adalah John Tralala dan anaknya Hendra.
C. Teknik Menyajikan Madihin dengan Sarana Pantun dan syair Banjar
Pamadihinan (Tukang Madihin), menyampaikan madihinnya sambil manabuh terbang yang dipegangnya. Madihin dapat disampaikan oleh seorang pamadihinan, dapat pula dilakukan oleh bebrapa orang secara bergantian ataupun bersahut-sahutan. Semakin banyak pamadihinannya maka semakin ramailah suasana. Menarik tidaknya madihin bagi bagi para pendengarnya, tergantung pula kepada kepandaian si pamadihinan itu sendiri. Pandainya ia memilih tema cerita-cerita kemudian menyusunnya ke dalam rangkaian kalimat yang bersajak pada akhirnya, membuat segarnya madihin yang disampaikannya. Tema madihin luas sekali, apapun dapat menjadi tema madihin, seperti humor, sindiran, saran-saran perbaikan, kampanye dan lain-lain.
Contoh bagian pendahuluan madihin:
aaa.....aaa....aaa....wan
sadang mulai sadang bajalan
napanglah hari silandung malam
bintang lawan bulan sigamarlapan

dapat dimulai dapat bajalan
sebab hari sijauh malam
bintang wan bulan gamarlapan
manandakan hari sijauh malam

Kesenian ini bisa berisikan nyanyian ataupun pantun-pantun yang berisikan nasihat-nasihat ataupun pelajaran-pelajaran tanpa ada kesan menggurui. Kesenian Madihin ini biasa diadakan dalam suatu acara misalnya memeriahkan pesta perkawinan, pesta sehabis panen, ataupun dalam acara suatu keagamaan. Dan kesenian ini lebih asyik karena menggunakan bahasa Banjar sebagai bahasa pengantar dan dapat pula menggunakan bahasa Indonesia agar orang luar kalimantan dapat mengerti.
Kesenian madihin bersalah dari kata “madah” yang artinya “berkata-kata”. Fungsi kesenian tersebut hanya sebagai hiburan bagi masyarakat diwaktu-waktu tertentu. Berikut ini disajikan contoh struktur madihin.
Contoh pembukaan dan memasang tabi
Aaa...aaa....aaa....aaa
Assalamualaikum ulun maucap salam
Gasan hadirin hadirat sabarataan
Ulun bamadihin ulahan satu malam

Tarima kasih ulun ucapakan
Atas sambutan sampian samunyaan
Amun ulun salah, jangan ditatawaakan
Maklumlah ulun hanyar cacobaan

Salamat datang hadirin nang tarhormat
Kuucap salam supaya samua salamat
Tasanyum (takarinyum) dulu itu sebagai syarat
Supaya pahala dunia akhirat kita dapat

Untuk kadua kali ulun duduk di sini
Mambawaakan madihin wayah hini
Sabagai bukti ulun dapat inspirasi
Inspirasi yang baik daripada minggu tadi

Ampun maaf ulun sampaiakan
Kalau kemarin ulun asal-asalan
Manyambti pian nang kada karuan
Karena ulun kada sengaja membawaakan

Penyampaian isi manguran yaitu:

Aaa....wan
Baisukan ini cuaca carah sakali
Carah sakali untuk maunjun dikali-kali nang ada di sabalah sini
Banyak iwaknya jua banyak batahi

Amun ulun pargi mandi di kali
Untuk manarusakan tradisi urang bahari
Sabagai pamulaan ulun mambarasihakan diri
Sakalinya badapat buhaya mati

Aaa…wan
Manusia wayah hini
Sudah pada barani bagini
Malawan kawitan sudah manjadi tradisi
Kada takutan ikam azab di akhirat nanti

Kakanakan wayah hini
Lawan kawitan wani-wani
Dimamai sakali, mambalas saribu kali
Dasar dunia handak bagila lagi

Amun saurangan, palihara kalbumu
Amun ditangah urang, palihara lidahmu
Amun di mija makan, palihara parutmu
Amun di jalanan, palihara matamu

Aaa...wan
Dasar babinian wayah hini
Sudah inya sangatlah wani-wani
Bapakaian singkat, rok mini sakali
Naik sapida mutur handaknya bacalurit lagi
Katanya ini sudah zamannya reformasi
Sudah saatnya kita ubah posisi
Jangan hanya lalakian nang manguasai
Kini wayahnya kita jadi polisi

Kalau memang zaman sudah baganti
Handak rasanya ulun mancari lagi
Dapat nang langkar sakalinya nang sudah balaki
Hancur parasaanku, dapat bini balu

Penutupnya adalah:

Distop dahulu ulun bamadihinan
Ngalu kapala bapandir kada karuan
Handak rasanya ulun mangacak pinggang
Biar badiam, pian tatawaan

Cukup sakian ulun mamadahakan
Gasan pian nang sudah baranakan
Agar jangan salah manarapakan
Dalam mangarungi bahtera kehidupan

Tarima kasih ulun haturakan
Atas parhatian dari awal sampai pahujungan
Mudahan piyan kada lakas muyak
Lawan madihin ulun yang mahanyutakan

Aaa...wan
Sadang bamandak ...sadang pula batahan
Karana ulun sudah kauyuhan
Awak ulun sudah limabay bapaluhan
Muntung ulun sudah bliuran

BAB III
PENUTUP

Simpulan
Untuk memberdayakan dan melestarikan kesenian tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan yang dikenal sebagai seni tutur “Madihin” pernah diadakan difestivalkan. Tokoh-tokoh pamadihinan Kalsel dewasa ini yang dapat didata hanyalah John Tralala alias Yusran Effendi (42 tahun, tahun 2000), Mat Nyarang dari kabupaten Banjar, Abdul Gani dari Kota Baru, Zainuddin dari Kabupaten Barito Kuala(BATOLA).
Sebagai bahan muatan lokal sastra Banjar, kesenian madihin perlu dibuatkan bahan pelajaran yang memang benar-benar berisi syair madihin dan cara memainkannya/melagukan syair madihin serta alatnya terbang “rebana” khusus dan pengajar madihin ini perlu dilatih dan disiapkan sedini mungkin untuk mengajarkannya kelak. Walaupun nanti kesenian madihin ini tidak dapat dimasukkan juga dalam kurikulum muatan lokal, alangkah baiknya pelajaran madihin ini diberikan dalam kegiatan kesenian atau ekstrakurikuler dengan cara memperdengarkan kaset madihin atau menonton cassette disk madihin melalui VCD.

Saran
Kebudayaan kita yang hanya menjadi tokoh di belakang panggung (di balik layar) haruslah kita buang jauh-jauh , gantilah itu dengan keberanian menjadi pelopor kebangkitan sastra lisan madihin yang kerap hanya dibawakan oleh orang-orang tertentu saja.

DAFTAR PUSTAKA

http://kerajaanbanjar.wordpress.com/2007/03/13/madihin/

http://adoem-poeboe84.blogspot.com/2009/10/pembelajaran-muatan-lokal-sastra-banjar.html

Rafiek, Muhammad. 2004. Materi Perkuliahan Sastra Daerah. Banjarmasin: FKIP Unlam

Ganie, Tajuddin Noor. 2006. Jatidiri Puisi Rakyat Etnis Banjar Berbentuk Madihin dalam Buku Jatidiri Puisi Rakyat Etnis Banjar di Kalsel. Banjarmasin : Rumah Pustaka Folklor Banjar.

pengertian kearifan lokal

BAB I
PENDAHULUAN

Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan yang terjadi bukan saja berhubungan dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan budaya manusia. Hubungan erat antara manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah yang melahirkan budaya manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia mensiasati lingkungan hidupnya agar tetap layak untuk ditinggali waktu demi waktu. Kebudayaan dipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok orang yang selalu mengubah alam. Kebudayaan merupakan usaha manusia, perjuangan setiap orang atau kelompok dalam menentukan hari depannya. Kebudayaan merupakan aktivitas yang dapat diarahkan dan direncanakan. Oleh sebab itu dituntut adanya kemampuan, kreativitas, dan penemuan-penemuan baru. Manusia tidak hanya membiarkan diri dalam kehidupan lama melainkan dituntut mencari jalan baru dalam mencapai kehidupan yang lebih manusiawi. Dasar dan arah yang dituju dalam perencanaan kebudayaan adalah manusia sendiri sehingga humanisasi menjadi kerangka dasar dalam strategi kebudayaan.

BAB II
PEMBAHASAN

PENGARTIAN KEARIFAN LOKAL
Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Local genius ini merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Para antropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius ini (Ayatrohaedi, 1986). Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986:18-19). Sementara Moendardjito (dalam Ayatrohaedi, 1986:40-41) mengatakan bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang.
Ciri-cirinya adalah:
1. mampu bertahan terhadap budaya luar,
2. memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar,
3. memunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli,
4. memunyai kemampuan mengendalikan,
5. mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
I Ketut Gobyah dalam “Berpijak pada Kearifan Lokal” dalam http://www. balipos.co.id, didownload 17/9/2003, mengatakan bahwa kearifan lokal (local genius) adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meski pun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal.
S. Swarsi Geriya dalam “Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali” dalam Iun, http://www.balipos.co.id mengatakan bahwa secara konseptual, kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang melembaga secara tradisional. Kearifan lokal adalah nilai yang dianggap baik dan benar sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama dan bahkan melembaga.
Dalam penjelasan tentang ‘urf, Pikiran Rakyat terbitan 6 Maret 2003 menjelaskan bahwa tentang kearifan berarti ada yang memiliki kearifan (al- ‘addah al-ma’rifah), yang dilawankan dengan al-‘addah al-jahiliyyah. Kearifan adat dipahami sebagai segala sesuatu yang didasari pengetahuan dan diakui akal serta dianggap baik oleh ketentuan agama. Adat kebiasaan pada dasarnya teruji secara alamiah dan niscaya bernilai baik, karena kebiasaan tersebut merupakan tindakan sosial yang berulang-ulang dan mengalami penguatan (reinforcement). Apabila suatu tindakan tidak dianggap baik oleh masyarakat maka ia tidak akan mengalami penguatan secara terus-menerus. Pergerakan secara alamiah terjadi secara sukarela karena dianggap baik atau mengandung kebaikan. Adat yang tidak baik akan hanya terjadi apabila terjadi pemaksaan oleh penguasa. Bila demikian maka ia tidak tumbuh secara alamiah tetapi dipaksakan.
Secara filosofis, kearifan lokal dapat diartikan sebagai sistem pengetahuan masyarakat lokal/pribumi (indigenous knowledge systems) yang bersifat empirik dan pragmatis. Bersifat empirik karena hasil olahan masyarakat secara lokal berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di sekeliling kehidupan mereka. Bertujuan pragmatis karena seluruh konsep yang terbangun sebagai hasil olah pikir dalam sistem pengetahuan itu bertujuan untuk pemecahan masalah sehari-hari (daily problem solving).
Kearifan lokal merupakan sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan budaya tertentu (budaya lokal) dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu (masyarakat lokal). Dengan kata lain, kearifan lokal bersemayam pada budaya lokal (local culture).
Budaya lokal (juga sering disebut budaya daerah) merupakan istilah yang biasanya digunakan untuk membedakan suatu budaya dari budaya nasional (Indonesia) dan budaya global. Budaya lokal adalah budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang menempati lokalitas atau daerah tertentu yang berbeda dari budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang berada di tempat yang lain. Permendagri Nomor 39 Tahun 2007 pasal 1 mendefinisikan budaya daerah sebagai “suatu sistem nilai yang dianut oleh komunitas atau kelompok masyarakat tertentu di daerah, yang diyakini akan dapat memenuhi harapan-harapan warga masyarakatnya dan di dalamnya terdapat nilai-nilai, sikap tatacara masyarakat yang diyakini dapat memenuhi kehidupan warga masyarakatnya”.
Di Indonesia istilah budaya lokal juga sering disepadankan dengan budaya etnik/ subetnik. Setiap bangsa, etnik, dan sub etnik memiliki kebudayaan yang mencakup tujuh unsur, yaitu: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian.
Secara umum, kearifan lokal (dalam situs Departemen Sosial RI) dianggap pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dengan pengertian-pengertian tersebut, kearifan lokal bukan sekedar nilai tradisi atau ciri lokalitas semata melainkan nilai tradisi yang mempunyai daya-guna untuk untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai kemapanan yang juga secara universal yang didamba-damba oleh manusia.
Dari definisi-definisi itu, kita dapat memahami bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi ke generasi. Beberapa bentuk pengetahuan tradisional itu muncul lewat cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum setempat.
Kearifan lokal menjadi penting dan bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal yang mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dengan cara itulah, kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa dari budaya lokal.
Jenis-jenis kearifan local, antara lain;
1. Tata kelola,berkaitan dengan kemasyarakatan yang mengatur kelompok sosial (kades).
2. Nilai-nilai adat, tata nilai yang dikembangkan masyarakat tradisional yang mengatur etika.
3. Tata cara dan prosedur, bercocok tanam sesuai dengan waktunya untuk melestarikan alam.
4. Pemilihan tempat dan ruang.
Kearifan lokal yang berwujud nyata, antara lain;
1. Tekstual, contohnya yang ada tertuang dalam kitab kono (primbon), kalinder.
2. Tangible, contohnya bangunan yang mencerminkan kearifan lokal.
3. Candi borobodur, batik.
Kearifan lokal yang tidak berwujud;
• Petuah yang secara verbal, berbentuk nyanyian seperti balamut.
Fungsi kearifan lokal, yaitu;
1. Pelestarian alam,seperti bercocok tanam.
2. Pengembangan pengetahuan.
3. Mengembangkan SDM.
Contuh kearifan lokal yang ada di daerah banjar adalah seperti Baayun Maulid.
Contohnya pada cerpen ”Anak Ibu yang Kembali” karya Benny Arnas, di sana pandangan punya anak lelaki lebih baik daripada punya anak perempuan itu tidak dapat digolongkan dalam kearifan lokal karena toh memang tidak mampu menjawab pertanyaan zaman. Kini, di kota-kota besar, para orang tua lebih suka menginvestasikan hartanya untuk di masa tuanya nanti hidup leha-leha di rumah jompo elit tanpa memikirkan kehidupan anak-anaknya. Demikian pula dengan cerpen Hari Pasar karya Nenden Lilis yang bercerita tentang kehidupan seorang pedagang di sebuah pasar yang punya banyak anak dan harus berhutang sana-sini untuk kehidupannya sehari-hari termasuk untuk modal usahanya. Kehidupan semacam ini adalah gambaran yang nyata yang ada di sekitar kita, dan kearifan yang ada di sana adalah kearifan universal di mana meskipun miskin, tetapi pasangan orang tua di dalam cerpen itu mati-matian menyuruh anak-anaknya tetap sekolah.
Pertanyaan-pertanyaan;
1. Apa hubungan kearifan lokal dengan budaya lokal?
2. Jelaskan kembali apa yang dimaksud dengan kearifan lokal dan berikan contohnya?
Jawaban;
1. Hubungannya adalah kearifan lokal itu merupakan sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan budaya tertentu (budaya lokal) dan menecerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu (masyarakat lokal). Dan kalau budaya lokal itu merupakan suatu budaya yang dimiliki suatu masyarakat yang menempati lokalitas atau daerah tertentu yang berbeda dari budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang berada di tempat yang lain.
2. Yang dimaksud dengan kearifan lokal adalah sesuatu yang berkaitan khusus dengan budaya tertentu dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu, serta memiliki nilai-nilai tradisi atau ciri lokalitas yang mempunyai daya-guna untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai kemapanan yang juga secara universal yang didamba-damba oleh manusia yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.
Contohnya dalam lingkungan, penebangan pohon yang ada di daerah Marabahan,mereka menebangnya tidak sembarang tebang saja tetapi dipilih pohon galam yang mana yang pantas untuk ditebang dan setelah ditebang pohon galam tersebut tidak dibiarkan lahan tersebut menjadi gundul, namun pohon-pohon tersebut ditanam kembali sehingga pohon-pohon galam tersebut tidak musnah dan alam menjadi rusak.

BAB III
KESIMPULAN
Kearifan lokal apabila diterjemahkan secara bebas dapat diartikan nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah maka kita harus bisa memahami nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam wilayah tersebut. Kalau mau jujur, sebenarnya nilai-nilai kearifan lokal ini sudah diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita kepada kita selaku anak-anaknya. Budaya gotong royong, saling menghormati dan tepa salira merupakan contoh kecil dari kearifan lokal. Sudah selayaknya, kita sebagai generasi muda mencoba untuk menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal yang ada agar tidak hilang ditelan perkembangan jaman.

DAFTAR PUSTAKA

http://pangasuhbumi.com/article/20582/pemulihan-lingkungan-dengan-kearifan-lokal.html

http://staff.undip.ac.id/sastra/dhanang/2010/11/22/membangun-masyarakat-madani-berbasis-kearifan-lokal-di-kabupaten-brebes/

http://rimanews.com/read/20100802/1940/mencari-kearifan-lokal-lewat-cerpen

http://tal4mbur4ng.blogspot.com/2010/07/kearifan-lokal-guna-pemecahan-masalah.html

Kamis, 26 Mei 2011

baayun maulid

BAB I
PENDAHULUAN
Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu nikmat terbesar bagi umat Islam. Berkaitan dengan hal tersebut, tepatnya setiap tanggal 12 Rabiul Awwal, umat Islam nusantara mempunyai tradisi yang unik dan khusus untuk menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Begitu juga didaerah Kalimantan selatan memiliki acara yang khusus untuk menyambut hari tersebut yaitu acara baayun maulid
Kita harus mengenalkan budaya banjar beayun ini sejak dini, kepada anak – anak usia sekolah dan membiasakan mereka untuk mengenal dan mengetahui budaya beayun maulid ini seperti halnya anak-anak mengenal kain sasirangan. Kita ingat kata pepatah “tak kenal maka tak sayang” oleh karena itulah kita harus sering-sering membiasakan masyarakat terhadap beayun maulid ini agar tetap menjadi budaya masyarakat banjar di kalimantan selatan.






BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Baayun Mulid
Baayun Mulid terdiri dari dua kata, yaitu baayun dan mulid. Kata Baayun berarti melakukan aktivitas ayunan/buaian. Aktivitas mengayun bayi biasanya dilakukan oleh seseorang untuk menidurkan anaknya. Dengan diayun-ayun, seorang bayi akan merasa nyaman sehingga ia akan dapat tidur dengan lelap. Sedangkan kata mulid (dari bahasa Arab maulud) merupakan ungkapan masyarakat Arab untuk peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, kata Baayun Mulid mempunyai arti sebuah kegiatan mengayun anak (bayi) sebagai ungkapan syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW sang pembawa rahmat bagi sekalian alam.
B. Sejarah Baayun Mulid
Menurut catatan sejarah, Baayun Anak semula adalah upacara peninggalan nenek moyang yang masih beragama Kaharingan. Sejarawan Banjar, H. A. Gazali Usman menyatakan tradisi ini semula hanya ada di Kabupaten Tapin (khususnya di Desa Banua Halat Kecamatan Tapin Utara). Namun kemudian, berkembang dan dilaksanakan diberbagai daerah di Kalimantan Selatan.
Tradisi ini menjadi penanda konversi agama orang-orang Dayak yang mendiami Banua Halat dan daerah sekitarnya, yang semula beragama Kaharingan kemudian memeluk agama Islam. Karena itu upacara Baayun Anak tidak bisa dilepaskan dari sejarah masuknya Islam ke daerah ini.
Sebagaimana diketahui, setelah Islam diterima dan dinyatakan sebagai agama resmi kerajaan oleh pendiri kerajaan Islam Banjar, Sultan Suriansyah, pada tanggal 24 September 1526, maka sejak itulah Islam dengan cepat berkembang, terutama di daerah-daerah aliran pinggir sungai (DAS) sebagai jalur utama transportasi dan perdagangan ketika itu. Jalur masuknya Islam ke Banua Halat adalah, jalur lalu lintas sungai dari Banjarmasin ke Marabahan, Margasari, terus ke Muara Muning, hingga Muara Tabirai sampai ke Banua Gadang. Dari Banua Gadang dengan memudiki sungai Tapin sampailah ke kampung Banua Halat. Besar kemungkinan Islam sudah masuk ke daerah ini sekitar abad ke-16.
Sebelum Islam masuk, orang-orang Dayak Kaharingan yang berdiam di kampung Banua Halat biasanya melaksanakan acara Aruh Ganal. Upacara ini dilaksanakan secara meriah dan besar-besaran ketika pahumaan menghasilkan banyak padi, sehingga sebagai ungkapan rasa syukur sehabis panen mereka pun melaksanakan Aruh Ganal, yang diisi oleh pembacaan mantra dari para Balian. Tempat pelaksanaan upacara adalah Balai.
Setelah Islam masuk dan berkembang serta berkat perjuangan dakwah para ulama, akhirnya upacara tersebut bisa “diislamisasikan”. Sehingga jika sebelumnya upacara ini diisi dengan bacaan-bacaan balian, mantra-mantra, doa dan persembahan kepada para dewa dan leluhur, nenek moyang di Balai, akhirnya digantikan dengan pembacaan syair-syair maulud, yang berisi sejarah, perjuangan, dan pujian terhadap Nabi Muhammad SAW, dilaksanakan di masjid, sedangkan Sistem dan pola pelaksanaan upacara tetap. Akulturasi terhadap tradisi ini terjadi secara damai dan harmonis serta menjadi substansi yang berbeda dengan sebelumnya, karena ia berubah dan menjadi tradisi baru yang bernafaskan Islam.
Realitas ini menandai dan menjadi pelajaran penting bagi juru dakwah sekarang, bahwa kehadiran dakwah pada prinsipnya tidak hanya menjadikan manusia yang didakwahi (mad’u) sebagai seorang Muslim, akan tetapi juga menjadikan etos, budaya, adat-istiadat, semangat, prilaku, pola hidup, sistem, dan semua yang melingkupi kehidupan masyarakat agar sesuai dengan ajaran Islam. Karena itu, jika gerakan menyeru manusia kepada ajaran Islam agar mereka menjadi seorang muslim diistilahkan dengan “dakwah”, sedangkan gerakan untuk menjadikan Islam sebagai pola dasar serta pijakan bagi kehidupan manusia disebut dengan istilah “Islamisasi”. Inilah yang disinggung oleh Alquran dengan perintah agar kita masuk ke dalam Islam secara kaffah, tidak hanya keyakinan (agama) akan tetapi juga sistem hidup.
Upacara ini dilakukan di dalam masjid, pada ruangan tengah masjid dibuat ayunan yang membentang pada tiang-tiang masjid. Ayunan yang dibuat ada tiga lapis, lapisan atas digunakan kain sarigading (sasirangan), lapisan tengah kain kuning (kain belacu yang diberi warna kuning dari sari kunyit), dan lapisan bawah memakai kain bahalai (kain panjang tanpa sambungan jahitan).
Pada bagian tali ayunan diberi hiasan berupa anyaman janur berbentuk burung-burungan, ular-ularan, katupat bangsur, halilipan, kambang sarai, rantai, hiasan-hiasan mengunakan buah-buahan atau kue tradisional seperti cucur, cincin, kue gelang, pisang, kelapa, dan menggunakan kain yang dihiasi janur pohon nipah, janur pohon kelapa serta janur pohon enau. janur dibentuk mirip tangga puteri, tangga pangeran, payung singgasana, patah kangkun, gelang-gelang serta hal-hal lain yang berkenaan dengan aksesoris kerajaan. jika proses Ba’ayun Maulud selesai, ayunan yang juga dihiasi aneka buah seperti pisang, kue cincin dan uang pecahan, bisa mereka bawa pulang.
Kepada setiap orang tua yang mengikutsertakan anaknya pada upacara ini harus menyerahkan piduduk, yaitu sebuah sasanggan yang berisi beras kurang lebih tiga setengah liter, sebiji gula merah, sebiji kelapa, sebiji telur ayam, benang, jarum, sebongkah garam, dan uang perak. Piduduk ini bukan maksud untuk musyrik tetapi nanti akan dimakan beramai-ramai oleh orang yang hadir. Upacara baayun mulud ini sudah merupakan upacara tahunan yang selalu digelar bersama-sama oleh masyarakat Banjar.

Peserta baayun mulid ini tidak terbatas pada bayi yang ada di kampung yang melaksanakan saja, tetapi boleh saja peserta dari kampung lain ikut meramaikan. Bahkan saat ini ada saja orang yang sudah tua ikut baayun karena mereka merasa waktu kecil dulu tidak sempat ikut upacara baayun mulud. Dalam upacara nanti akan dibacakan berbagai syair, seperti syair barzanji, syair syarafal anam, dan syair diba‟i. Anak-anak yang ingin diayun akan dibawa saat dimulai pembacaan asyarakal, si anak langsung dimasukkan ke dalam ayunan yang telah disediakan.
Saat pembacaan asyarakal dikumandangkan, anak dalam ayunan diayun secara perlahan-lahan dengan cara menarik selendang yang diikat pada ayunan. Maksud diayun pada saat itu adalah untuk mengambil berkah atas kemuliaan Nabi Muhammad SAW, orang tua yang hadir berharap anak yang diayun menjadi umat yang taat, bertakwa kepada Allah SWT dan RasulNya.
Upacara baayun mulid dilaksanakan pada pagi hari dimulai pukul 10.00, lebih afdhol apabila dilaksanakan bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal. Bagi orang tua yang mendapat kesempatan untuk mengikutsertakan anaknya dalam upacara ini akan merasa sangat bahagia dan beruntung.
Tradisi yang dilakukan secara massal ini sebagai pencerminan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya atas kelahiran Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi sekalian alam, upacara ini diibatkan melakukan penyambutan berupa puji-pujian yang diucapkan dalam syair-syair merdu.
Jadi, Baayun Mulid merupakan sebuah tradisi yang dapat dimaknai sebagai suatu upaya menyampaikan ajaran Islam dengan mengakomodir budaya lokal serta lebih menyatu dengan lingkungan hidup masyarakat setempat. Bagaimana pun dakwah kultural menghendaki adanya kecerdikan dalam memahami kondisi masyarakat dan kemudian mengemasnya sesuai dengan pesan-pesan dakwah Islam.
C. Dialektika Agama dan Budaya
Agama dan budaya adalah dua hal yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Pertama, agama mempengaruhi kebudayaan dalam pembentukannya; nilainya adalah agama, tetapi simbolnya adalah kebudayaan. Kedua, budaya dapat mempengaruhi simbol agama. Ketiga, kebudayaan dapat menggantikan sitem nilai dan simbol agama.
Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan, yaitu, keduanya adalah sitem nilai dan sistem simbol dan keduanya mudah sekali terancam setiap kali ada perubahan. Agama, dalam perspektif ilmu-ilmu sosial adalah sebuah sistem nilai yang memuat sejumlah konsepsi mengenai konstruksi realitas, yang berperan besar dalam menjelaskan struktur tata normatif dan tata sosial serta memahamkan dan menafsirkan dunia sekitar. Sementara seni tradisi merupakan ekspresi cipta, karya, dan karsa manusia (dalam masyarakat tertentu) yang berisi nilai-nilai dan pesan-pesan religiusitas, wawasan filosofis dan kearifan lokal (local wisdom).
Baik agama maupun kebudayaan, pada prinsipnya sama-sama memberikan wawasan dan cara pandang dalam menyikapi kehidupan agar sesuai dengan kehendak Tuhan dan kemanusiaannya. Misalnya, dalam menyambut anak yang baru lahir, Islam memberikan wawasan untuk melaksanakan tasmiyah (pemberian nama) dan akikah (penyembelihan hewan) bagi anak tersebut, sementara kebudayaan lokal urang Banjar yang dikemas dalam bentuk tradisi baayun anak yang disandingkan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw atau maulid Rasul (sehingga kemudian menjadi Baayun Maulid) memberikan wawasan dan cara pandang lain, tetapi memiliki tujuan yang sama, yaitu mendoakan agar anak yang diayun menjadi anak yang berbakti, anak yang saleh, yang mengikuti Nabi Saw sebagai uswah hasanah dalam kehidupannya kelak.
Baayun anak adalah proses budaya yang menjadi salah satu simbol kearifan dakwah ulama Banjar dalam mendialogkan makna hakiki ajaran agama dengan budaya masyarakat Banjar. Maulid adalah simbol agama dan menjadi salah satu manifestasi untuk menanamkan, memupuk, dan menambah kecintaan sekaligus pembumian sosok manusia pilihan, manusia teladan, Nabi pembawa Islam, untuk mengikuti ajaran dan petuahnya. Sedangkan baayun anak penterjemahan dari manifestasi tersebut, karena dalam baayun anak terangkum deskripsi biografi Nabi Saw sekaligus doa, upaya, dan harapan untuk meneladaninya.
Baayun anak juga wujud nyata geneus lokal dalam menterjemahkan hadits dan perintah Nabi untuk menuntut ilmu sejak dari buaian (ayunan). “Tuntutlah ilmu dari sejak dalam buaian (ayunan) hingga liang lahat”. Ilmu yang dituntut adalah ilmu yang telah dianjurkan oleh Nabi; mencakup ilmu dunia dan ilmu akhirat. “Barangsiapa yang ingin memperoleh kebaikan (kebahagiaan) di dunia, maka tuntutlah ilmu; dan barangsiapa yang ingin mendapatkan kebaikan di akhirat, maka tuntutlah ilmu; dan barangsiapa yang ingin memperoleh kebaikan di kedua-duanya, maka tuntutlah ilmu” (HR. Imam Muslim).
Berdasarkan kenyataan di atas, yang dikehendaki dari terjadinya dialektika antara agama dan kebudayaan adalah dua hal yang sama-sama menguntungkan, katakanlah win-win solution, bukan hal-hal yang menegangkan, apalagi merugikan. Sebab, harmonisasi antara keduanya; agama akan memberikan warna (spirit) pada kebudayaan, sedangkan kebudayaan memberi kekayaan terhadap agama.
Oleh karenanya, ketika terjadi ketegangan dan pertikaian, disebabkan oleh seni, tradisi, budaya lokal atau adat-istiadat yang tidak sejalan dengan agama, diperlukan rekonsialisasi melalui sentuhan dakwah, yang sekarang dikenal sebagai pendekatan dakwah kultural. Dakwah kultural adalah dakwah bijak untuk mempertemukan (mengislamisasikan) tradisi budaya agar tidak bertentangan dengan ajaran agama. Jadi, dakwah kultural tidak hanya sebatas mengunakan medium seni budaya. Atau sebagai suatu upaya menyampaikan ajaran Islam dengan mengakomodir budaya lokal serta lebih menyatu dengan lingkungan hidup masyarakat setempat. Namun, dakwah kultural menghendaki adanya kecerdikan dalam memahami kondisi masyarakat dan kemudian mengemasnya sesuai dengan pesan-pesan dakwah Islam. Sehingga, dengan begitu, sebuah tradisi tetap akan terjaga dan lestari, dan tentu saja tidak bertentangan dengan ajaran agama, sebagaimana halnya dengan tradisi baayun anak.
Dengan demikian, baayun anak adalah salah satu simbol pertemuan antara tradisi dan ajaran agama. Mengayun anak, jelas sebuah tradisi lokal yang dilakukan oleh masyarakat Banjar dan Dayak secara turun-temurun dari dulu hingga sekarang untuk menidurkan anak-anak. Sedangkan memberi nama anak, berdoa, membaca shalawat, ataupun membaca Alquran, dan silaturrahmi merupakan anjuran dan perintah agama. Kedua ritus, secara harmoni telah bersatu dalam kegiatan baayun anak, yang bahkan secara khusus dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal (bulan Maulid) sebagai peringatan sekaligus penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Inilah dialetika agama dan budaya, budaya berjalan seiring dengan agama dan agama datang menuntun budaya.
Sehingga dengan model relasi yang seperti itu mereka tetap menjaga dan melestarikan sebuah tradisi dengan prinsip “setiap budaya yang tidak merusak akidah dapat dibiarkan hidup”, sekaligus mewariskan dan menjaga nilai-nilai dasar kecintaan umat kepada Nabi Muhammad Saw, untuk dijadikan panutan dan teladan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan berpemerintahan.











BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Baayun Mulid terdiri dari dua kata, yaitu baayun dan mulid. Kata Baayun berarti melakukan aktivitas ayunan/buaian. Sedangkan kata mulid (dari bahasa Arab maulud) merupakan ungkapan masyarakat Arab untuk peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Baayun Anak semula adalah upacara peninggalan nenek moyang yang masih beragama Kaharingan dan tradisi ini semula hanya ada di Kabupaten Tapin (khususnya di Desa Banua Halat Kecamatan Tapin Utara). Namun kemudian, berkembang dan dilaksanakan diberbagai daerah di Kalimantan Selatan. Kemudian setelah kerajaan islam masuk dan berkembang tradisi yang dulunya dengan bacaan mantra-mantra sekarang diislamisasikan.










DAFTAR PUSTAKA

 http://zuljamalie.blogdetik.com/2008/08/04/kearifan-lokal-dan-akulturasi-agama-dalam-tradisibaayun-maulid/
 http://alchemist08.files.wordpress.com/2010/06/beayun-maulud1.pdf,
 http://www.lautanindonesia.com/forum/index.php?topic=87669.0

Senin, 23 Mei 2011

perlunya olah raga

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan modern saat ini banyak orang yang melupakan pentingnya olahraga untuk tubuh. Padahal olahraga merupakan cara untuk sehat yang paling murah dengan hasil yang mengagumkan untuk kebugaran badan. Selain itu olahraga dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun kita suka melakukannya baik siang maupun malam sesuai keinginan.
B. Rumusan Masalah
Olahraga menyehatkan! Inilah ungkapan masyarakat. Masyarakat meyakini benar manfaat olahraga bagi kesehatan. Tetapi bagaimana olahraga dapat menyehatkan dan berapa berat orang harus melakukan olahraga untuk menjadi lebih sehat? Inilah masalah yang perlu diperjelas bagaimana tata-hubungan antara olahraga dengan kesehatan, bagaimana cara melakukan olahraga untuk kesehatan dan berapa berat olahraga harus dilakukan agar orang menjadi lebih sehat. Perlu diketahui bahwa pada awal abad 21 usia harapan hidup diperkirakan mencapai 70 tahun. Hal ini akan meningkatkan jumlah orang usia lanjut, yang diperkirakan pada tahun 2005 ini mencapai jumlah 19 juta orang atau 8,5% dari penduduk (Dep.Sosial RI.,1996: 1 dan 6). Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, kondisi ini perlu diantisipasi agar para usia lanjut ini tetap sehat, sejahtera dan mandiri, sehingga tidak menjadi beban berat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Tidak selamanya olahraga bermanfaat, tetapi ada juga mudaratnya. Apakah karena adanya aspek mudarat dari olahraga, apakah lalu olahraga dilarang dilakukan oleh manusia? Sama sekali tidak! Mengapa? Di sini penulis akan membahas mengenai hal tersebut.

C. Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui manfaat dan mudarat dari olahraga.
2. Mengetahui pentingnya berolahraga.
3. Olahraga sangat penting bagi kesehatan.
4. Manfaat olahraga jauh lebih banyak manfaatnya dari pada mudaratnya.
5. Menambah pengalaman dalam membuat makalah.
6. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perlunya Berolahraga
Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu : Bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, gerak (Olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-menerus; artinya Olahraga sebagai alat untuk mempertahankan hidup, memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Seperti halnya makan, olahragapun hanya akan dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan olahraga. Bila orang hanya menonton olahraga, maka sama halnya dengan orang yang hanya menonton orang makan, artinya ia tidak akan dapat merasakan nikmatnya berolahraga dan tidak akan dapat memperoleh manfaat dari olahraga bagi kesehatannya.
Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya pada generasi muda yang aktif mengikuti kegiatan Olahraga dari pada yang tidak aktif mengikutinya (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson: Children in Sport dalam Bloomfield,J., Fricker, P.A. and Fitch,K.D., 1992). Penulis meyakini benar bahwa hal demikian juga berlaku bagi para lansia yang aktif dalam olahraga.
B. Olahraga Kesehatan
Olahraga Kesehatan adalah Olahraga untuk memelihara dan/ atau untuk meningkatkan derajat Kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (Sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupannya sehari-hari (Sehat dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/ atau mengatasi keadaan gawat darurat.
Olahraga Kesehatan meningkatkan derajat Sehat Dinamis (Sehat dalam gerak), pasti juga Sehat Statis (Sehat dikala diam), tetapi tidak pasti sebaliknya. Gemar berolahraga : mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat ! Malas berolahraga : mengundang penyakit. Tidak berolahraga : menelantarkan diri!
Kesibukan, keasyikan dan kehausan dalam kehidupan “Duniawi”, sering menyebabkan orang menjadi kurang gerak, disertai stress yang dapat mengundang berbagai penyakit non-infeksi (penyakit bukan oleh karena infeksi), di antaranya yang terpenting adalah penyakit jantung-pembuluh darah (penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke). Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia madya, tua dan lanjut, khususnya yang tidak melakukan Olahraga dan atau tidak menjalankan pola hidup sehat. Olahraga adalah kebutuhan hidup bagi orang yang mau berpikir. Bukan Allah menganiaya manusia, tetapi manusia menganiaya dirinya sendiri ! Bila olahraga sudah menjadi kebutuhan, maka mereka akan merasa rugi manakala tidak dapat melakukan Olahraga, misalnya karena hujan.
Konsep Olahraga Kesehatan adalah: Padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, massaal, mudah, murah, meriah dan fisiologis (bermanfaat dan aman)! Massaal : Ajang silaturahim, ajang pencerahan stress, ajang komunikasi sosial! Jadi Olahraga Kesehatan membuat manusia menjadi sehat Jasmani, Rohani dan Sosial yaitu Sehat seutuhnya sesuai konsep Sehat WHO! Adekuat artinya cukup, yaitu cukup dalam waktu (10-30 menit tanpa henti) dan cukup dalam intensitas. Dalam hal olahraganya berbentuk berjalan, maka intensitas berjalannya hendaknya seperti orang yang berjalan tergesa-gesa, tetapi tentu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Menurut Cooper (1994), intensitas Olahraga Kesehatan yang cukup yaitu apabila denyut nadi latihan mencapai 65-80% DNM sesuai umur (Denyut Nadi Maximal sesuai umur = 220-umur dalam tahun).
Sehat Dinamis hanya dapat diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan diri sendiri khususnya melalui kegiatan Olahraga (Kesehatan). Hukumnya adalah : Siapa yang makan, dialah yang kenyang! Siapa yang mengolah-raganya, dialah yang sehat! Tidak diolah berarti siap dibungkus! Klub Olahraga Kesehatan adalah Lembaga Pelayanan Kesehatan (Dinamis) di lapangan.
Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan kemampuan! Karena itu syukurilah nikmat sehat karunia Allah ini dengan memelihara serta meningkatkan derajat sehat dinamis Anda melalui gerak, khususnya melalui Olahraga Kesehatan!
Olahraga kesehatan dapat dilaksanakan secara massaal misalnya : jalan cepat atau lari lambat (jogging), senam aerobik, senam pernafasan dan olahraga-olahraga massaal lain yang sejenis. Senam aerobik sangat baik oleh karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, di samping juga merangsang otak untuk berpikir, karena Peserta harus memperhatikan dan segera menirukan gerak instruktur yang selalu berubah tanpa pola, sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat dihafalkan! Bila Peserta sudah hafal, maka rangsangan terhadap proses berpikir menjadi berkurang.
Olahraga Kesehatan memang dapat dilakukan sendiri-sendiri, akan tetapi akan lebih menarik, semarak serta menggembirakan (aspek Rohaniah) apabila dilakukan secara berkelompok. Berkelompok merupakan rangsangan dan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan Sosial, oleh karena masing-masing individu akan bertemu dengan sesamanya, sedangkan suasana lapangan pada Olahraga (Kesehatan) akan sangat mencairkan kekakuan yang disebabkan oleh adanya perbedaan status intelektual dan sosial-ekonomi para Pelakunya. Dampak psikologis yang sangat positif dengan diterapkannya Olahraga Kesehatan adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan di antara sesama Pelaku, oleh karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan Olahraga Kesehatan dengan baik secara bersama-sama.
C. Sehat dan Kesehatan
Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja dan berfikir, akan berkurang atau bahkan hilang dengan terganggunya kesehatan kita. Oleh karena itu kita harus senantiasa mensyukuri nikmat sehat karunia Allah ini dengan memelihara dan bahkan meningkatkannya. Tetapi orang sering lupa bersyukur manakala ia sedang sehat dan baru akan menyadari betapa nikmatnya sehat setelah ia menjadi sakit. Manusia memang juga sering tidak tahu bagaimana cara mensyukurinya, maka nabi Sulaeman a.s. berdoa: “Wahai Tuhan kami, tunjukilah bagaimana cara mensyukuri nikmat karuniaMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan ridhailah amal kebaikanku dan ma-sukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shalih (QS-27: 19).
Olahraga merupakan bagian dari upaya pembinaan kesehatan yang bersifat pencegahan (preventif) maupun peningkatan (promotif) langsung terhadap faktor manusia dan merupakan upaya pemeliharaan kesehatan dinamis yang terpenting, termurah dan paling fungsional (fisiologis), dan merupakan wujud dari pembinaan mutu sumber daya manusia.
Pembinaan mutu sumber daya manusia tujuan utamanya adalah meningkatkan derajat kesejahteraan, menuju ke Sejahtera Paripurna. Sejahtera paripurna adalah sejahtera seutuhnya yaitu sejahtera jasmani, sejahtera rohani dan sejahtera sosial sesuai dengan konsep sehat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengemukakan bahwa: “Sehat adalah Sejahtera Jasmani, Rohani dan Sosial, bukan hanya bebas dari Penyakit, Cacat ataupun Kelemahan”. Pencapaian sejahtera paripurna ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan sesuai dengan bidang kegiatannya masing-masing. Olahraga membina mutu sumber daya manusia melalui pendekatannya ke aspek jasmaniah; agama membina mutu sumber daya manusia melalui pendekatannya ke aspek rohaniah; sedangkan aktivitas sosial meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui pendekatannya kepada aspek sosial. Demikianlah maka setiap kegiatan yang mengandung tujuan pembinaan mutu sumber daya manusia akan selalu melalui pandekatannya kepada salah satu aspek dari ketiga macam sejahtera tersebut. Dalam kaitan dengan hal ini maka Olahraga, khususnya untuk tujuan kesehatan, harus senantiasa diselaraskan dengan tujuan pencapaian Sejahtera Paripurna atau sehat seutuhnya (WHO)!
Mengacu kepada Sejahtera Paripurna sebagai tujuan pembinaan mutu sumber daya manusia, maka tujuan pembinaan-pemeliharaan Kesehatan bagi sumber daya manusia melalui olahraga pada umumnya dan para lanjut usia pada khususnya, adalah memelihara dan/atau meningkatkan kemandirian dalam peri kehidupan bio-psiko-sosiologisnya, yaitu secara biologis menjadi (lebih) mampu menjalani kehidupannya secara mandiri, tidak tergantung pada bantuan orang lain; secara psikologis menjadi (lebih) mampu memposisikan diri dalam hubungannya dengan Al Khalik beserta seluruh ciptaanya berupa alam semesta beserta seluruh isinya, terbebas dari perasaan cemas, perasaan tertekan maupun sindroma pasca penguasa (Post-power syndrome) pada umumnya; dan secara sosiologis menjadi (lebih) mampu bersosialisasi dengan masyarakat lingkungannya sehingga senantiasa secara timbal balik dapat menyumbangkan dan memperoleh manfaat dari pengetahuan dan kegiatan hidupnya. Meningkatnya kemampuan mandiri dalam peri kehidupan bio-psiko-sosiologis ini berarti meningkatnya kemampuan dan kualitas hidup yang berarti meningkatnya kesejahteraan hidup!

D. Manfaat Olahraga
Olahraga atau latihan fisik telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan, termasuk dalam meningkatkan kerja berbagai fungsi organ tubuh. Olahraga secara teratur 3-4 kali dalam seminggu bahkan diyakini dapat mengurangi risiko kematian yang disebabkan oleh sejumlah penyakit, seperti jantung dan kanker hingga 70 persen. Dengan melakukan aktivitas fisik ini, Anda juga dapat mencapai tingkat kebugaran yang sama dengan orang-orang yang tidak aktif berolahraga yang usianya 10-20 tahun lebih muda dari Anda.
Berikut beberapa manfaat olahraga dalam melawan penyakit :
Jantung : jantung dan olahraga merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Untuk memiliki jantung sehat, perlu olahraga teratur. Sekelompok peneliti di Swiss mengungkapkan rutin melakukan olah raga dapat mempercepat pemulihan dan pencegahan lebih lanjut bagi diri Anda dari serangan jantung berikutnya. Hasil studi menyebutkan, fungsi pembuluh darah di kalangan orang yang berolah raga mengalami peningkatan, tak peduli apa pun jenis olahraga yang mereka jalani. Dengan berolahraga maka kemampuan jantung untuk memompa darah juga dapat meningkat. Olahraga yang dianjurkan : yoga, senam dan aerobik.
Kolesterol : olahraga diyakini dapat memperbaiki kadar kolesterol dan meningkatkan kolesterol baik. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Lipid Research menunjukkan bahwa olahraga bisa meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. Tidak perlu melakukan aktivitas fisik yang berat tapi bisa dengan olahraga ringan saja. Olahraga yang dianjurkan: jalan kaki, jogging, lompat tali, bersepeda, aerobik yang low-impact, dan berenang.
Tekanan darah : Olahraga sangat bermanfaat bagi penderita tekanan darah rendah ataupun tinggi, karena diyakini dapat memperlancar serta memperbaiki sirkulasi darah. Olahraga yang dianjurkan : sebaiknya melakukan olahraga dengan sedikit pembebanan seperti berlari sambil membawa beban misalnya air minum @ 600 ml di masing-masing tangan.
Diabetes : Selain memperhatikan pola makan sehari-hari, penderita harus melakukan latihan fisik. Pengaruh olahraga pada kontrol gula darah telah dibuktikan pada beberapa studi. Menurut studi-studi tersebut, olahraga meningkatkan sensitifitas insulin sehingga ambilan glukosa darah meningkat dan otomatis kadar gula darah berkurang.Olahraga yang dianjurkan: jalan cepat, lari (joging), senam aerobik, renang, dan bersepeda. Jenis olahraga lainnya, tenis, tenis meja, bahkan sepakbola, pun boleh dilakukan asal dengan perhatian ekstra.
Tulang : Menurut penelitian yang dilakukan Tom Lloyd. PhD, seorang epidemiologis di Penn State University College of Medicine, meskipun konsumsi kalsium dianggap sebagai faktor paling penting bagi kesehatan tulang, namun olahraga merupakan gaya hidup yang sangat dominan dalam menentukan kekuatan tulang. Olahraga jauh lebih baik dalam membentuk tulang sehat dan kuat, sehingga terhindar dari penyakit keropos tulang. Perempuan yang rutin melakukan olahraga berpeluang terhindar dari masalah ini. Namun perlu diingat, jangan melakukan olahraga secara berlebihan. Olahraga yang dianjurkan : lari, lompat tali, erobik, basket, voli, tenis, softball, naik gunung dan fitnes.
Kesehatan mental : Manfaat lain yang didapat dari berolahraga diantaranya dapat menghilangkan stres, memperbaiki stamina, meningkatkan kualitas tidur dan memudahkan seseorang untuk berkonsentrasi. Menurut William P. Morgan Ed.D, kepala laboratorium psikologi Universitas Wisconsin di Madison, berolah raga dapat membantu seseorang mengurangi kegelisahan hati dan bahkan dapat melawan kemarahan. Alasannya, pada saat berolah raga jantung juga ikut bekerja, yang otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada urusan pekerjaan lagi. Olah raga juga terbukti manjur dalam meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin, serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan pembunuh nomor satu penyakit hati. Olah raga yang dianjurkan : aerobik seperti berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.
Nyeri haid : Rasa sakit menusuk, nyeri yang hebat di sekitar perut bagian bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami perempuan ketika nyeri haid ini menyerang. Nyeri haid ini bisa mengganggu dan menurunkan produktivitas perempuan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan berolahraga. Olahraga yang dianjurkan : berjalan kaki, jogging, naik sepeda dan berenang.
E. Apakah Olahraga Bermudarat?
Maha suci Allah yang telah menciptakan serba berpasangan segala sesuatu yang digelar-tumbuhkan dimuka bumi, baik yang berupa tumbuh-tumbuhan, diri mereka sendiri maupun apa-apa yang mereka tidak tahu (Q.S.Yaasin-36).
Ayat tersebut di atas adalah jawaban bagi pertanyaan yang menjadi sub judul tersebut di atas dan perkataan olahraga tersebut diatas dapat diganti dengan bermacam-macam kata benda lain misalnya : Apakah pesawat terbang, mobil, bus, kapal dsb.,dsb. berbahaya? Nah untuk pertanyaan-pertanyaan yang terakhir itu para Pembaca pasti sudah tahu apa jawabannya! Tetapi apakah karena adanya aspek mudarat dari benda-benda tersebut apakah lalu benda-benda tersebut dilarang digunakan oleh manusia? Sama sekali tidak! Mengapa? Karena manfaatnya jauh dan bahkan sangat jauh melebihi mudaratnya! Demikian pula halnya dengan olahraga! Walaupun sekali-sekali terjadi kematian mendadak sewaktu orang melakukan olahraga, tetapi masih tetap sangat banyak orang yang melakukan olahraga! Mengapa? Karena mereka memahami dan meyakini benar manfaat olahraga ! Bahkan orang yang meninggal sewaktu berolahraga adalah orang yang sangat berbahagia dan secara pribadi ia adalah orang dapat sangat membahagiakan keluarganya ! Mengapa? Karena :
(1) Sampai akhir hayatnya masih dapat berolahraga dan tidak harus terlebih dahulu menderita sakit berkepanjangan yang akan menjadi beban bagi keluarganya secara fisik dan mental,
(2) Tidak perlu menghabiskan berjuta-juta rupiah untuk biaya pengobatan dan perawatan rumah sakit, sehingga seluruh harta sepenuhnya ditinggalkan bagi keluarga yang dicintainya tanpa sedikitpun menggunakannya bagi dirinya sendiri.
Hal ini adalah juga merupakan penjelasan dari hukum Allah yang telah menciptakan Alam berserta isi dan segala permasalahannya secara serba berpasangan, yaitu bahwa untuk segala sesuatu yang bersifat manfaat atau mudarat, selalu ada ujung lain yang bersifat kebalikannya!
Kematian mendadak bahkan pernah terjadi pada orang yang sedang shalat, baik dirumah maupun di masjid; orang yang sedang membaca koran, orang yang sedang tidur, orang yang sedang duduk di bus dalam perjalanan, dsb., dsb., yang kesemuanyan menunjukkan bahwa kematian mendadak dapat terjadi dalam keadaan apapun, termasuk pada saat orang melakukan olahraga. Jadi orang yang meninggal di saat melakukan olahraga, sama sekali tidak perlu dikaitkan atau berkaitan dengan olahraga yang sedang dilakukan.
Saat dan cara seseorang meninggal adalah ketentuan Allah, namun manusia perlu mengetahui apa-apa yang dapat menyebabkan terjadinya kematian mendadak, khususnya bagaimana hubungannya dengan olahraga, karena Allah dapat mengubah ketentuan-Nya dalam rangka mengabulkan orang-orang yang khusyu dalam doanya, doa yang diwujudkannya dalam upaya nyata yaitu melakukan olahraga kesehatan.
F. Pemahaman Olahraga Saat Ini
1. Waktu : Olahraga masih banyak diartikan sebagai kegiatan yang memerlukan banyak waktu, sehingga orang-orang yang sangat sibuk akan menganggap kegiatan olahraga sebagai membuang-buang waktu.
2. Olahraga masih banyak diartikan sebagai olahraga kecabangan dan dikaitkan dengan sarana dan prasarana yang mahal, sehingga menyebabkan pelaksanaannya mengalami banyak hambatan.
3. Olahraga Kesehatan : masih banyak yang belum memahami arti, manfaat dan tata-laksananya, sehingga masih lebih banyak orang yang memilih olahraga permainan kecabangan yang dampak risikonya lebih besar.
G. Kiat Menjaga Motivasi Untuk Berolahraga
Tidak ada yang menyangkal manfaat olahraga untuk kesehatan. Yang sering menjadi masalah adalah motivasi kita untuk memulai dan agar tetap berolahraga. Pada dasarnya motivasi bisa berasal dari dalam diri (intrinsik) dan dari luar diri kita(ekstrinsik). Jika Anda melakukan kegiatan (olahraga) karena alasan untuk kesehatan, menurunkan berat badan, atau mengurangi stres maka artinya Anda melakukan olahraga karena motivasi internal. Sebaliknya jika Anda melakukan olahraga karena hanya ingin mengikuti gaya hidup teman atau hanya karena harga diri maka itu disebut sebagai motivasi eksternal. Kegiatan yang didasari oleh motivasi internal biasanya akan memberikan hasil yang lebih baik dan bertahan lama. Dibawah ini ada beberapa cara untuk menjaga motivasi Anda agar tetap berolahraga.

1. Edukasi diri Anda. Buatlah diri Anda mengerti mengapa olahraga penting bagi Anda dan bagaimana Anda mengambil manfaat olah raga yang Anda lakukan. Pengetahuan bisa Anda dapatkan dari buku, majalah atau langsung bertanya pada ahlinya.



2. Temukanlah sebuah model/contoh. Lebih banyak bergaul dengan orang-orang yang selalu berolahraga dan yang memiliki pola hidup sehat. Jika sahabat-sahabat Anda selalu melakukan olahraga dan makan makanan yang sehat maka Andapun pasti akan melakukan hal yang sama juga.

3. Buatlah daftar alasan pribadi Anda mengapa perlu berolahraga. Cobalah luangkan waktu beberapa hari untuk membuat daftar/list alasan yang bisa Anda temukan dari diri Anda sendiri, kenapa olahraga penting untuk Anda lakukan. Misalnya “Saya melakukan olahraga untuk : menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan, menguatkan fungsi jantung, membuat Saya lebih kuat jika harus berjalan jauh , Ingin panjang umur agar bisa melihat anak dan cucu tumbuh dewasa, dsb.)

4. Lakukan olahraga dengan sahabat. Latihan yang dilakukan bersama dengan sahabat atau teman dekat akan membuat anda selalu senang dan merasa bahagia selama melakukan latihan.

5. Tentukanlah tujuan . Menentukan tujuan sangat penting karena akan membuat Anda bisa menentukan target latihan. Untuk mengawali tentukanlah target yang ringan (sangat mudah dicapai) misalnya berjalan kaki 2 km mengelilingi rumah, kemudian target ditingkatkan sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan tubuh Anda.

6. Buatlah olahraga menyenangkan. Lakukanlah olahraga yang paling Anda sukai. Anda bisa memilih olahraga mana yang paling Anda sukai mungkin saja Anda lebih suka berenang, berjalan kaki, bersepeda, fitnes, atau apa saja yang Anda sukai. Jangan memilih olahraga yang kurang Anda sukai karena Anda tidak akan senang menjalaninya.

7. Gantilah jenis olahraga Anda.Melakukan olahraga yang sama dalam waktu lama mungkin menyebabkan Anda bosan, tidak ada salahnya jika sekali waktu Anda mencoba olahraga yang berbeda agar Anda tetap termotivasi untuk berolahraga.

8. Jagalah motivasi Anda. Menjaga motivasi bisa Anda lakukan dengan membaca artikel, majalah tentang kesehatan dimana Anda bisa menemukan banyak pengetahuan tentang manfaat olah raga. Hal ini akan membuat motivasi anda terjaga. Jika Anda suka berselancar didunia maya (internet) Anda boleh mencoba untuk mendaftar pada situs atau blog kesehatan dan anda dengan rutin akan dikirimi news letter (e-mail) yang berisi tentang kesehatan yang akan meningkatkan pengetahuan Anda dan menjaga motivasi Anda.

9. Berilah penghargaan pada diri Anda. Setelah melakukan olahraga yang melelahkan, Anda bisa mengunjungi Spa untuk memanjakan tubuh Anda sebagai penghargaan atas usaha yang telah anda lakukan. Tetapi janganlah menghargai usaha Anda dengan mengunjungi sebuah rumah makan atau restoran setelah berolah raga karena usaha Anda untuk mencapai badan yang sehat akan sia-sia!!!.

Apapun motivasi Anda, baik dari dalam maupun dari luar tidak jadi masalah asalkan Anda tetap bisa berolahraga secara teratur.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sehat merupakan nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan dasar bagi segala kemampuan, karena itu perlu selalu disyukuri.
2. Gerak adalah ciri kehidupan.
3. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup.
4. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak, yang berarti meningkatkan kualitas hidup.
5. Olahraga Kesehatan bersifat padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), efisien, adekuat, mudah, murah, meriah, massaal, fisiologis (bermanfaat & aman).
6. Manfaat olahraga jauh dan bahkan sangat jauh melebihi mudaratnya.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan:
1. Bersyukur kepada Allah atas kesehatan yang telah diberikan-Nya kepada kita.
2. Lakukan dan sempatkan untuk berolahraga.
3. Lakukan olahraga secara rutin, jangan sampai tidak berolahraga sama sekali.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.conectique.com/tips_solution/health/tips/article.php?article_id=8245
http://geraksehat.wordpress.com/2007/10/19/olahragapendidikan2/
http://yopihasopa.blog.upi.edu/2011/03/18/makalah-manfaat-dan-mudarat-olahraga/
http://zonasehat.blogdetik.com/2010/01/31/kiat-menjaga-motivasi-untuk-berolah-raga/